Thursday, June 15, 2023

TONSILITIS AKUT

 

36

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

TONSILITIS AKUT

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan jaringan limfoid yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu: tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring/ Gerlach’s tonsil).Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak berusia 3 sampai10 tahun.

Tonsilitis Akut adalah radang akut tonsil, kuman penyebab tersering streptokokus b, hemolitikus, streptokokus viridan S, dan streptokokus pyogenius.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien dengan tonsilitis akut

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)

 

Keluhan

1.    Rasa kering di tenggorokan sebagai gejala awal.

2.    Nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan. Rasa nyeri semakin lama        semakin  bertambah  sehingga  anak  menjadi  tidak  mau makan.

3.    Nyeri dapat menyebar sebagai referred pain ke telinga.

4.    Demam  yang  dapat  sangat  tinggi  sampai  menimbulkan  kejang pada bayi dan anak-anak.

5.    Sakit kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang.

6.    Plummy voice / hot potato voice: suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan panas.

7.    Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).

8.    Pada   tonsilitis   kronik,   pasien   mengeluh   ada   penghalang   /

9.    mengganjal di tenggorok, tenggorok terasa kering dan pernafasan berbau (halitosis).

10. Pada Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa) gejala

11. yang timbul adalah demam tinggi (39°C), nyeri di mulut, gigi dan kepala, sakit tenggorokan, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi.

 

Faktor Risiko

1.  Faktor usia, terutama pada anak.

2.  Penurunan daya tahan tubuh.

3.  Rangsangan menahun (misalnya rokok, makanan tertentu).

4.  Higiene rongga mulut yang kurang baik.

5.  Riwayat alergi

 

 

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

 

Pemeriksaan Fisik

1.  Tonsilitis akut:

a.  Tonsil hipertrofik dengan ukuran = T2.

b.  Hiperemis   dan   terdapat   detritus   di   dalam   kripti   yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. Bentuk tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.

c.                 Bercak detritus ini dapat melebar sehingga terbentuk membran semu (pseudomembran) yang menutupi ruang antara kedua tonsil sehingga tampak menyempit. Temuan ini mengarahkan pada diagnosis banding tonsilitis difteri.

d.  Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak udem dan hiperemis.

e.  Kelenjar limfe leher dapat membesar dan disertai nyeri tekan.

2.  Tonsilitis kronik:

a.       Tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan berisi detritus.

b. Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan tonsil yang mengalami perlengketan.

3.  Tonsilitis difteri:

a.       Tampak tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas

b.  Tampak pseudomembran yang melekat erat pada dasar tonsil sehingga bila diangkat akan mudah berdarah.

 

Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur  jarak  antara  kedua  pilar  anterior dibandingkan dengan jarak  permukaan  medial  kedua  tonsil,  maka  gradasi  pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi:

1.    T0: tonsil sudah diangkat.

2.    T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior uvula.

3.    T2:   25-50%   volume   tonsil   dibandingkan   dengan   volume orofaringatau batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior- uvula sampai ½ jarak pilar anterior-uvula.

4.    T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar anterior-uvula.

5.    T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas medial tonsilmelewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih.

 

Pemeriksaan Penunjang: bila diperlukan

1.  Darah lengkap

2.  Swab tonsil untukpemeriksaan mikroskop  dengan  pewarnaanGram

 

Penegakan Diagnostik (Assessment)

 

Diagnosis Klinis

 

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan untuk diagnosis definitif dengan pemeriksaan penunjang.

 

Diagnosis Banding

 

Infiltrat tonsil, limfoma, tumor tonsil

 

Komplikasi

1.   Komplikasi lokal

a.   Abses peritonsil (Quinsy)

b.  Abses parafaringeal

c.   Otitis media akut

d.  Rinosinusitis

2.  Komplikasi sistemik

a.   Glomerulonephritis

b.  Miokarditis

c.   Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik

 

 

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

 

Penatalaksanaan

6.    Istirahat cukup

7.    Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi

8.    Menjaga kebersihan mulut

9.    Pemberian obat topikal dapat berupa obat kumur antiseptik

10. Pemberian obat oral sistemik

a. Tonsilitis viral.

Istirahat, minum cukup, analgetika / antipiretik (misalnya, Paracetamol), dan antivirus diberikan bila gejala berat. Antivirus Metisoprinol diberikan pada infeksi virus dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak < 5 tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.

b.  Tonsilitis bakteri

Bila diduga penyebabnya Streptococcus group A, diberikan antibiotik yaitu Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hari atau Eritromisin 4 x 500 mg/hari. Selain antibiotik juga diberikan   Kortikosteroid   karena   steroid   telah   terbukti menunjukkan perbaikan klinis yang dapat menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa Deksametason

3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak

0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama 3 hari. Analgetik / antipiretik, misalnya Paracetamol dapat diberikan.

c.   Tonsilitis difteri

Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur, dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan jenis kelamin. Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50 mg/kgBB/hari. Antipiretik untuk simptomatis dan pasien harus diisolasi. Perawatan harus istirahat di tempat tidur selama 2-3 minggu.

d.  Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulseromembranosa)

Antibiotik spektrum luas diberikan selama 1 minggu, dan pemberian vitamin C serta vitamin B kompleks.

 

Indikasi dan Kontraindikasi Tonsilektomi

 

Menurut  Health  Technology  Assessment  Kemenkes  tahun  2004, indikasi tonsilektomi, yaitu:

Indikasi Tonsilektomi

 

Indikasi Absolut                                

1. Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran nafas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmonar

2. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase

3. Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam

4. Tonsilitis yang membutuhkan

biopsi untuk menentukan patologi anatomi

 

Indikasi Relatif

1. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat

2. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis

3. Tonsilitis kronik atau berulang

pada karier streptococcus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik laktamase resisten.

 

Kontraindikasi relatif tonsilektomi:

1.  Gangguan perdarahan

2.  Risiko anestesi atau penyakit sistemik yang berat

3.  Anemia

 

Konseling dan Edukasi

 

Memberitahu individu dan keluarga untuk:

1.    Menghindari pencetus, termasuk makanan dan minuman yang mengiritasi

2.    Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi.

3.    Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.

4.    Berhenti merokok.

5.    Selalu menjaga kebersihan mulut.

6.    Mencuci tangan secara teratur.

 

Rencana Tindak Lanjut

Memberikan laporan ke dinas kesehatan setempat jika terdapat kasus tonsilitis difteri.

 

 

Kriteria Rujukan

 

Segera rujuk jika terjadi:

1.  Komplikasi  tonsilitisakut: abses peritonsiler, septikemia,meningitis, glomerulonephritis, demam rematik akut.    

2.  Adanya indikasi tonsilektomi.  

3.  Pasien dengan tonsilitis difteri.

 

Peralatan

 

1. Lampu kepala

2. Spatula lidah

3. Lidi kapas

4. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah lengkap

5. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan mikrobiologi dengan pewarnaan Gram

 

 

Prognosis

1. Ad vitam              : Bonam

2. Ad functionam     : Bonam

3. Ad sanationam    : Bonam

F. Diagram Alir

PASIEN DATANG

DILAKUKAN

ANAMNESIS

Keluhan : nyeri tenggorokan / saat menelan, demam, nyeri telinga / sendi

PEMERIKSAAN

FISIK :

-        Tonsil membengkak, hiperemis, detritus tertutup membrane

-        Nyeri tekan kelenjar sub mandibula

 

-        Bila curiga tonsillitis difteri

-        Ada sumbatan jalan nafas

-        Tonsillitis kronis

Terapi diet lunak

Paracetamol jika demam

Antibiotik

kortikosteroid

PASIEN DIRUJUK

PASIEN

PULANG

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...