Thursday, June 15, 2023

LARINGITIS AKUT

37

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

LARINGITIS AKUT

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Laringitis adalah peradangan pada laring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis. Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A dan B, RSV, dan virus campak. Selain itu, M. pneumonia juga dapat menyebabkan croup.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan laringitis akut

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)

 

Keluhan

1.  Pasien  datang  dengan  keluhan  suara  serak  atau  hilang  suara

(afonia).

2.  Gejala lokal seperti suara parau, seperti suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa/normal bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni). Hal ini terjadi karena gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan.

3.  Sesak nafas dan stridor.

4.  Nyeri tenggorokan, terutama nyeri ketika menelan atau berbicara.

5.  Gejala radang umum, seperti demam, malaise.

6.  Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental.

7.  Gejala common cold, seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 38o C.

8. Obstruksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti edema subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, nafas berbunyi, air hunger, sesak semakin bertambah berat.

9.  Laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi

hari,  biasanya  tenggorokan  terasa  sakit  namun  membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau minuman dingin.

 

Faktor Risiko

1.  Penggunaan suara yang berlebihan.

2. Pajanan terhadap zat iritatif seperti asap rokok dan minum- minuman alkohol.

3.  Adanya refluks laringofaringeal, bronkitis, dan pneumonia.

4.  Rhinitis alergi.

5.  Perubahan suhu yang tiba-tiba.

6.  Malnutrisi.

7.  Keadaan menurunnya sistem imun atau daya tahan tubuh.

 

 

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

 

Pemeriksaan Fisik

 

Laringoskopi indirek (khusus untuk pasien dewasa):

1.  Pada   pemeriksaan   fisik   akan   tampak   mukosa   laring   yang hiperemis dan membengkak terutama di bagian atas dan bawah pita suara.

2. Biasanya terdapat tanda radang akut di hidung atau sinus paranasal.

3.  Pada   laringitis   kronik,   dapat   ditemukan   nodul,   ulkus   dan penebalan mukosa pita suara.

 

Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan)

1.    Foto   rontgen   soft    tissue    leher   AP   lateral:   bisa   tampakpembengkakan   jaringan   subglotis   (Steeple      sign).     Tanda   iniditemukan pada 50% kasus.            

2.    Foto toraks AP.           

3.    Pemeriksaan laboratorium darah lengkap.             

 

Penegakan Diagnostik (Assessment)

 

Diagnosis Klinis

 

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.

 

Klasifikasi:

1.  Laringitis Akut

Laringitis akut adalah radang akut laring, dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Keluhan berlangsung <3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirusdan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus  influenzae,  Branhamellacatarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, dan Streptococcuspneumoniae.

2.  Laringitis Kronik

Laringitis   kronik   dapat   terjadi   setelah   laringitis   akut   yang berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis, deviasi septum berat, polip hidung, bronkitis kronik, refluks laringofaring, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat konstan, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring. Mungkin juga disebabkan penyalahgunaan suara (vocal abuse) seperti berteriak-teriak atau bicara keras.

3.  Laringitis Kronik Spesifik

a.  Laringitis tuberkulosa

Penyakit ini disebabkan tuberkulosis paru. Setelah diobati, biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis tuberculosis menetap (membutuhkan pengobatan yang lebih lama), karena struktur mukosa laring sangat lekat pada kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru.

 

Terdapat 4 stadium:

   Stadium Infiltrasi

Mukosa laring membengkak, hiperemis (bagian posterior), dan  pucat.  Terbentuk  tuberkel  di  daerah  submukosa, tampak  sebagai  bintik-bintik  kebiruan.  Tuberkel membesar,  menyatu  sehingga  mukosa  di  atasnya meregang. Bila pecah akan timbul ulkus.

   Stadium Ulserasi

Ulkus  membesar,  dangkal,  dasarnya  ditutupi  perkejuan dan terasa nyeri oleh pasien

   Stadium Perikondritis

Ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, paling sering terkena kartilago aritenoid, dan epiglottis. Terbentuk nanah yang berbau sampai terbentuk sekuester. Pada stadium ini keadaan pasien buruk dan dapat meninggal. Bila bertahan maka berlanjut ke stadium akhir yaitu stadium fibrotuberkulosis

   Stadium Fibrotuberkulosis

Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara, dan subglotik.

b.  Laringitis luetika

Radang menahun ini jarang ditemukan. Diagnosis Banding

Benda    asing    pada    laring,    Faringitis,    Bronkiolitis,    Bronkitis, Pneumonia, Tumor pada laring, Kelumpuhan pita suara

 

Komplikasi

Obstruksi jalan napas atas, Pneumonia, Bronkhitis

 

 

Penatalaksanaan Komprehensif  (Plan)

 

Penatalaksanaan

1.  Non-medikamentosa

a.  Istirahat suara (vocal rest).

b.  Rehabilitasi suara (voice therapy), bila diperlukan. c.  Meningkatkan asupan cairan.

d. Bila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakea, atau trakeostomi.

2.  Medikamentosa

a.  Parasetamol atau Ibuprofen sebagai antipiretik dan analgetik.

b.  Pemberian antibiotik dilakukan bila peradangan dari paru dan bila penyebab berupa Streptokokus grup A ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat digunakan yaitu golongan Penisilin.

c.        Proton  Pump  Inhibitor  pada  laringitis  yang  disebabkan  oleh refluks laringofaringeal.

d.  Kortikosteroid dapat diberikan jika laringitis berat. e.  Laringitis tuberkulosis: obat antituberkulosis.

f.   Laringitis luetika: penisilin dengan dosis tinggi. Rencana Tindak Lanjut

Pemeriksaan    laringoskopi    indirek    kembali    untuk    memeriksa perbaikan organ laring.

 

Konseling dan Edukasi

 

Memberitahu pasien dan keluarga untuk:

1.  Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.

2.  Menghentikan merokok.

3.  Mengistirahatkan  pasien  berbicara  dan  bersuara  atau  tidak bersuara berlebihan.

4.  Menghindari makanan yang mengiritasi atau meningkatkan asam lambung.

 

Kriteria Rujukan

 

Indikasi rawat rumah sakit apabila:

1.  Terdapat tanda sumbatan jalan nafas atas.

2.  Usia penderita dibawah 3 tahun.

3.  Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau exhausted.

4.  Ada kecurigaan tumor laring.

 

 

Prognosis

 

1.    Ad vitam : Bonam

2.    Ad functionam : Bonam

3.    Ad sanationam : Bonam

 

Peralatan

 

1.  Lampu kepala

2.  Kaca laring

3.  Kassa steril

4.  Lampu spiritus

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 


No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...