Thursday, June 15, 2023

SOP TENSION TYPE HEADACHE

 

4

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

TENSION TYPE HEADACHE

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Tension type headache (TTH) atau nyeri kepala tegang otot adalah nyeri kepala bilateral yang menekan, mengikat, tidak berdenyut, tidak dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh aktivitas fisik, bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai mual (bila ada minimal) dan/atau muntah, serta disertai fotofobia atau fonofobia.

 

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan tension type headache

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Diagnosis TTH ditegakkan sesuai kriteria diagnostik nyeri kepala

kelompok studi nyeri kepala PERDOSSI 2005 yang diadaptasi dari

IHS (International Headache Society)

a.Sekurang-kurangnya terdapat 10 episode serangan nyeri kepala.

b.Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.

c.Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala berikut:

1.lokasi bilateral

2.menekan/mengikat (tidak berdenyut)

3.intensitas ringan atau sedang

4.tidak diperberat oleh aktivitas rutin (berjalan, naik tangga)

d.Tidak dijumpai:

1.Mual atau muntah (bisa anoreksia)

2.Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.

e.Tidak berkaitan dengan kelainan lain

 

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas

indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder).

Radiologi: atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder

 

Penatalaksanaan

Beberapa obat yang terbukti efektif mengatasi TTH:

Parasetamol/asetaminofen 500–1000 mg

Aspirin 500–1000 mg

Ibuprofen 200–800 mg

Ketoprofen 25–50 mg

Naproxen 375–550 mg

Diclofenac 12,5–100 mg

Terapi nonfarmakologis: kontrol diet, hindari faktor pencetus,

hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif, dan ergotamine

 

Edukasi

1. Menghindari atau berpantang kafein.

2. Menghindari stres, ketegangan mental, dan konflik emosional.

3. Tanyakan tentang keluhan pasien setelah obat habis.

4. Mintalah untuk kontrol kembali apabila keluhan masih ada atau

tidak berkurang untuk dilakukan pemeriksaan tambahan.

5. Mintalah pasien untuk mengingat-ingat pencetus TTH dan

mencoba untuk menghindari pencetusnya. Pencetus TTH antara

lain: dehidrasi, kelaparan, pekerjaan/beban terlalu berat.

6. Rekomendasikan pasien untuk relaksasi seusai bekerja dan

beristirahat cukup di malam hari.

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...