4 Dinkes Kab Defgh |
TENSION
TYPE HEADACHE |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Tension type headache (TTH) atau nyeri kepala
tegang otot adalah nyeri kepala bilateral yang menekan, mengikat, tidak
berdenyut, tidak dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh aktivitas fisik,
bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai mual (bila ada minimal)
dan/atau muntah, serta disertai fotofobia atau fonofobia. |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien
dengan tension type headache |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
Diagnosis TTH ditegakkan sesuai kriteria diagnostik
nyeri kepala kelompok studi nyeri kepala PERDOSSI 2005 yang
diadaptasi dari IHS (International Headache Society) a.Sekurang-kurangnya terdapat 10 episode serangan
nyeri kepala. b.Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7
hari. c.Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala
berikut: 1.lokasi bilateral 2.menekan/mengikat (tidak berdenyut) 3.intensitas ringan atau sedang 4.tidak diperberat oleh aktivitas rutin (berjalan,
naik tangga) d.Tidak dijumpai: 1.Mual atau muntah (bisa anoreksia) 2.Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia.
e.Tidak berkaitan dengan kelainan lain Pemeriksaan penunjang Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula
darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder). Radiologi: atas indikasi, untuk menyingkirkan
penyebab sekunder Penatalaksanaan Beberapa obat yang terbukti efektif mengatasi TTH: Parasetamol/asetaminofen 500–1000 mg Aspirin 500–1000 mg Ibuprofen 200–800 mg Ketoprofen 25–50 mg Naproxen 375–550 mg Diclofenac 12,5–100 mg Terapi nonfarmakologis: kontrol diet, hindari faktor
pencetus, hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif,
dan ergotamine Edukasi 1. Menghindari atau berpantang kafein. 2. Menghindari stres, ketegangan mental, dan konflik
emosional. 3. Tanyakan tentang keluhan pasien setelah obat
habis. 4. Mintalah untuk kontrol kembali apabila keluhan
masih ada atau tidak berkurang untuk dilakukan pemeriksaan
tambahan. 5. Mintalah pasien untuk mengingat-ingat pencetus
TTH dan mencoba untuk menghindari pencetusnya. Pencetus TTH
antara lain: dehidrasi, kelaparan, pekerjaan/beban terlalu
berat. 6. Rekomendasikan pasien untuk relaksasi seusai
bekerja dan beristirahat cukup di malam hari. |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment