5 Dinkes Kab Defgh |
MIGRAIN |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Migrain adalah suatu istilah yang digunakan
untuk nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular (berdenyut), diawali
unilateral yang diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan
depresi. Serangan seringkali berulang dan cenderung tidak akan bertambah
parah setelah bertahun-tahun. Migren bila tidak diterapi akan berlangsung
antara 4-72 jam dan yang klasik terdiri atas 4 fase yaitu fase prodromal
(kurang lebih 25 % kasus), fase aura (kurang lebih 15% kasus), fase nyeri
kepala dan fase postdromal. Pada wanita migren lebih banyak ditemukan dibanding
pria dengan skala 2:1. Wanita hamil tidak luput dari serangan migren, pada
umumnya serangan muncul pada kehamilan trimester I. Sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti faktor penyebab migren, diduga sebagai gangguan
neurobiologis, perubahan sensitivitas sistem saraf dan avikasi sistem
trigeminal-vaskular, sehingga migren termasuk dalam nyeri kepala primer. |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien
dengan migrain |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan fisik umum dan neurologis. Kriteria
Migren: Nyeri kepala episodik dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua dari
nyeri kepala unilateral, berdenyut, bertambah berat dengan gerakan,
intensitas sedang sampai berat ditambah satu dari mual atau muntah, fonopobia
atau fotofobia. Diagnosis Banding a. Arteriovenous Malformations b. Atypical Facial Pain c. Cerebral Aneurysms d. Childhood Migraine Variants e. Chronic Paroxysmal Hemicrania f. Cluster-type hedache (nyeri kepala
kluster) Komplikasi a. Stroke iskemik dapat terjadi sebagai komplikasi yang
jarang namun sangat serius dari migren. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
risiko seperti aura, jenis kelamin wanita, merokok, penggunaan hormon
estrogen. b. Pada migren komplikata dapat menyebabkan hemiparesis.
Pemeriksaan penunjang Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder). Radiologi: atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder Penatalaksanaan Beberapa obat yang terbukti efektif mengatasi MIGRAIN: Regimen analgesik NNT* Aspirin 600-900 mg + metoclopramide Asetaminofen 1000 mg Ibuprofen 200-400 mg 7,5 *
Respon terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual ringan atau hilang dalam 2 jam) Domperidon atau metoklopropamid sebagai
antiemetic dapat diberikan saat serangan nyeri kepala atau bahkan lebih awal
yaitu pada saat fase prodromal. Edukasi a. Pada saat
serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi sensoris berlebihan. b. Bila
memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang dengan dikompres dingin.
c.
Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan
tingkat keparahan migren, baik pada pasien yang menggunakan obat-obat
preventif atau tidak. d. Menghindari
pemicu, jika makanan tertentu menyebabkan sakit kepala, hindarilah dan makan
makanan yang lain. Jika ada aroma tertentu yang dapat memicu maka harus
dihindari. Secara umum pola tidur yang reguler dan pola makan yang reguler
dapat cukup membantu. e. Berolahraga
secara teratur, olahraga aerobik secara teratur mengurangi tekanan dan dapat
mencegah migren. f.
Mengurangi efek estrogen, pada wanita dengan migren
dimana estrogen menjadi pemicunya atau menyebabkan gejala menjadi lebih
parah, atau orang dengan riwayat keluarga memiliki tekanan darah tinggi atau
stroke sebaiknya mengurangi obat-obatan yang mengandung estrogen. g. Berhenti
merokok, merokok dapat memicu sakit kepala atau membuat sakit kepala menjadi
lebih parah (dimasukkan di konseling). h. Penggunaan
headache diary untuk mencatat frekuensi sakit kepala. |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment