12 Dinkes Kab Defgh |
PERDARAHAN
SUBKONJUNGTIVA |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat ruptur pembuluh darah
dibawah lapisan konjungtiva yaitu pembuluh darah konjungtivalis atau
episklera. Sebagian besar kasus perdarahan subkonjungtiva merupakan kasus
spontan atau idiopatik, dan hanya sebagian kecil kasus yang terkait dengan
trauma atau kelainan sistemik.
Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok umur.
Perdarahan subkonjungtiva sebagian besar terjadi unilateral (90%). |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien dengan
perdarahan subkonjungtiva |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
Keluhan 1. Pasien datang dengan keluhan adanya darah pada sklera atau mata berwarna
merah terang (tipis) atau merah tua (tebal). 2. Sebagian besar tidak ada gejala simptomatis yang berhubungan dengan
perdarahan subkonjungtiva selain terlihat darah pada bagian sklera. 3. Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama setelah itu kemudian
akan berkurang perlahan ukurannya karena diabsorpsi. Faktor Risiko 1.
Hipertensi atau arterosklerosis 2.
Trauma tumpul atau tajam 3.
Penggunaan obat, terutama pengencer darah 4.
Manuver valsava, misalnya akibat batuk atau muntah 5.
Anemia 6.
Benda asing 7.
Konjungtivitis Hasil Pemeriksaan Fisik dan
Penunjang Sederhana (Objective) Pemeriksaan Fisik 1.
Pemeriksaan status generalis 2.
Pemeriksaan oftalmologi: a.
Tampak adanya perdarahan di sklera
dengan warna merah terang (tipis) atau merah tua (tebal). b. Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan umumnya 6/6, jika visus <6/6
maka dicurigai terjadi kerusakan selain di konjungtiva c. Pemeriksaan funduskopi adalah perlu pada setiap penderita dengan perdarahan
subkonjungtiva akibat trauma. Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan Penegakan Diagnostik (Assessment) Diagnosis Klinis Penegakan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan Komprehensif(Plan) Penatalaksanaan a. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi dalam 1-2 minggu
tanpa diobati. b. Pengobatan penyakit yang mendasari bila ada. Pemeriksaan penunjang lanjutan Tidak diperlukan Konseling dan Edukasi Memberitahu keluarga bahwa: a. Tidak perlu khawatir karena perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam
pertama, namun setelah itu ukuran akan berkurang perlahan karena diabsorpsi. b. Kondisi hipertensi memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan angka
terjadinya perdarahan subkonjungtiva sehingga diperlukan pengontrolan tekanan
darah pada pasien dengan hipertensi. Kriteria rujukan Perdarahan subkonjungtiva harus
segera dirujuk ke spesialis mata jika ditemukan penurunan visus. Peralatan 1. Snellen chart 2. Oftalmoskop Prognosis 1.
Ad vitam: Bonam 2.
Ad functionam: Bonam 3.
Ad sanationam: Bonam |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment