11 Dinkes Kab Defgh |
KONJUNGTIVITIS |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Konjungtivitis
adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri),
iritasi atau reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung
dengan sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan konjungtivitis |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
1. Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan berupa
tensimeter, stetoskop, senter, lup 2. Melakukan anamnesis terhadap keluhan pasien.Keluhan
yang ditemukan dapat berupa mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair,
kadang disertai sekret. Umumnya tanpa disertai penurunan tajam penglihatan. 3. Mencari faktor resiko konjungtivitis yang berupa
penurunan daya tahan tubuh, riwayat atopi, penggunaan lensa kontak dengan
perawatan yang tidak baik, dan higiene personal yang buruk. 4. Melakukan pemeriksaan fisik dasar dan penunjang
sederhana. 5. Menemukan hasil pemeriksaan berupa : a) tajam penglihatan normal, b) injeksi konungtiva, bisa disertai edema kelopak;
kemosis, c) eksudasi (serous, mukopurulen, atau purulen), d) dan dapat ditemukan folikel, papil edema, flikten,
membran dan pseudomembran pada konjungtiva tarsal. 6. Melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan,
yaitu sediaan swab konjungtiva dengan pewarnaan gram atau Giemsa, dan
pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen blue pada kasus konjungtivitis
gonore. 7. Melakukan penegakan diagnosis klinis berdasarkan
anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang oftalmologi. 8. Melakukan klasifikasi konjungtivitis, yaitu : a) Konjungtivitis bakterial, dengan temuan Konjungtiva
hiperemis, secret purulent atau mukopurulen dapat disertai membrane atau
pseudomembran di konjungtiva tarsal. b) Konjungtivitis viral Konjungtiva hiperemis, secret umumnya
mukoserous, dan pembesaran kelenjar preaurikular, dan c) Konjungtivitis alergi Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau
alergi, dan keluhan gatal. 9. Menentukan komplikasi konjungtivitis yang berupa keratokonjungtivitis 10. Memberikan tatalaksana dengan : a) Mengusahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat
sesudah menangani mata yang sakit b) Membersihkan sekret mata c) Pemberian obat mata topikal :
i.
Pada infeksi bakteri:
Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali
sehari selama 3 hari.
ii.
Pada alergi diberikan
flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu.
iii.
Pada konjungtivitis
gonore diberikan kloramfenikol tetes mata 0,5- 1%sebanyak 1 tetes tiap jam
dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak
ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
iv.
Konjungtivitis viral
diberikan salep Acyclovir 3% lima kali sehari selama 10 hari. 11. Melakukan konseling dan edukasi mengenai a) konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan
sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya
bersih-bersih. b) Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama
dengan penghuni rumah lainnya. c) Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya. 12. Melakukan rujukan pada pasien dengan kriteria : a) Bayi dengan konjungtivitis gonore dengan komplikasi
pada kornea b) Konjungtivitis viral dan alergi tidak ada perbaikan
dalam 2 minggu pengobatan. c) Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1
minggu pengobatan. |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar