Thursday, June 15, 2023

SOP KONJUNGTIVITIS

 

11

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

KONJUNGTIVITIS

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan konjungtivitis

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

1.    Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan berupa tensimeter, stetoskop, senter, lup

2.    Melakukan anamnesis terhadap keluhan pasien.Keluhan yang ditemukan dapat berupa mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair, kadang disertai sekret. Umumnya tanpa disertai penurunan tajam penglihatan.

3.    Mencari faktor resiko konjungtivitis yang berupa penurunan daya tahan tubuh, riwayat atopi, penggunaan lensa kontak dengan perawatan yang tidak baik, dan higiene personal yang buruk.

4.    Melakukan pemeriksaan fisik dasar dan penunjang sederhana.

5.    Menemukan hasil pemeriksaan berupa :

a)    tajam penglihatan normal,

b)    injeksi konungtiva, bisa disertai edema kelopak; kemosis,

c)    eksudasi (serous, mukopurulen, atau purulen),

d)    dan dapat ditemukan folikel, papil edema, flikten, membran dan pseudomembran pada konjungtiva tarsal.

6.    Melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan, yaitu sediaan swab konjungtiva dengan pewarnaan gram atau Giemsa, dan pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen blue pada kasus konjungtivitis gonore.

7.    Melakukan penegakan diagnosis klinis berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang oftalmologi.

8.    Melakukan klasifikasi konjungtivitis, yaitu :

a)    Konjungtivitis bakterial, dengan temuan Konjungtiva hiperemis, secret purulent atau mukopurulen dapat disertai membrane atau pseudomembran di konjungtiva tarsal.

b)    Konjungtivitis viral

Konjungtiva hiperemis, secret umumnya mukoserous, dan pembesaran kelenjar preaurikular, dan

c)    Konjungtivitis alergi

Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi, dan keluhan gatal.

9.    Menentukan komplikasi konjungtivitis yang berupa keratokonjungtivitis

10. Memberikan tatalaksana dengan :

a)    Mengusahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit

b)    Membersihkan sekret mata

c)    Pemberian obat mata topikal :

                     i.      Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.

                    ii.      Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu.

                   iii.      Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata 0,5- 1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.

                  iv.      Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali sehari selama 10 hari.

11. Melakukan konseling dan edukasi mengenai

a)    konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.

b)    Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.

c)    Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya.

12. Melakukan rujukan pada pasien dengan kriteria :

a)    Bayi dengan konjungtivitis gonore dengan komplikasi pada kornea

b)    Konjungtivitis viral dan alergi tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan.

c)    Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu pengobatan.

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...