13 Dinkes Kab Defgh |
MATA
KERING |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Mata kering adalah suatu keadaan keringnya permukaan
kornea dan konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya produksi komponen air
mata (musin, akueous, dan lipid).Mata kering merupakan salah satu gangguan
yang sering pada mata dengan insiden sekitar 10-30% dari populasi dan
terutama dialami oleh wanita berusia lebih dari 40 tahun. Penyebab lain
adalah meningkatnya evaporasi air mata akibat faktor lingkungan rumah, kantor
atau akibat lagoftalmus. |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan mata kering |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
1. Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan, yaitu
tensimeter, stetoskop, senter, Lup, Strip Schirmer (kertas saring
Whatman No. 41) 2. Petugas melakukan anamnesis terhadap keluhan pasien. Keluhan mata terasa gatal, seperti
berpasir. Keluhan dapat disertai sensasi terbakar, merah, dan perih 3. Mencari faktor resiko mata kering, yaitu : usia,
penggunaan komputer dalam waktu lama, penyakit sistemik; contohnya : sindrom
Sjogren, sklerosis sistemik progresif, sarkoidosis, leukimia, limfoma,
amiloidosis, dan hemokromatosis; serta riwayat penggunaan lensa kontak. 4. Melakukan pemeriksaan fisik dasar. 5. Melakukan pemeriksaan penunjang sederhana dengan
memeriksa visus, dan tes schirmer (hasil <10 mm (N = >20 mm) ) 6. Menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan oftalmologi. 7. Memberikan terapi berupa air mata buatan ((karboksimetilselulosa
tetes mata) 8. Melakukan konseling dan edukasi bahwa bahwa mata
kering adalah keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada
kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva masih
reversibel 9. Melakukan rujukan apabila ditemuan komplikasi yang
berupa keratitis, Penipisan kornea, Infeksi sekunder
oleh bakteri, dan Neovaskularisasi kornea |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment