Jumat, 16 Juni 2023

SOP HORDEOLUM

 

15

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

HORDEOLUM

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak. Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan Hordeolum

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

1.    Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan berupa tensimeter, stetoskop, senter, dan set bedah minor

2.    Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien. Keluhan yang ditemukan kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata.

3.    Melakukan pemeriksaan fisik dasar dan penunjang oftalmologis.

4.    Menemukan hasil pemeriksaan berupa kelopak mata bengkak, merah, dan nyeri pada perabaan. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum). Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.

5.    Melakukan penegakan diagnosis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

6.    Menentukan diagnosis banding yang berupa selulitis preseptal, kalazion, granuloma piogenik.

7.    Memberikan penatalaksanaan berupa :

a)    mengompres mata dengan air hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.

b)    Membersihkan kelopak mata denga air atau sabun atau sampu yang tidak iritatif.

c)    Tidak menusuk hordeolum.

d)    Menghindari make-up pada mata.

e)    Tidak memakai lensa kontak.

f)      Dan memberikan obat berupa Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.

g)    Bila perlu, memberikan terapi oral sistemik erithromisin 500 mg pada dewasa dan anak sesuai berat badan atau diklosasilin 4x sehari selama 3 hari.

8.    Memberikan konseling dan edukasi berupa hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene dan kebersihan lingkungan.

9.    Merencanakan tindak lanjut berupa Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.

10. Mempertimbangkan merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut apabila tidak ada respon dengan pengobatan konservatif dan hordeolum berulang

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar