22 Dinkes Kab Defgh |
BUTA
SENJA |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Buta senja/ rabun
senja disebut juga nyctalopia atau hemarolopia adalah ketidakmampuan untuk
melihat dengan baik pada malam hari atau pada keadaan gelap.Kondisi ini lebih
merupakan tanda dari suatu kelainan yang mendasari. Hal ini terjadi akibat
kelainan pada sel batang retina yang berperan pada penglihatan gelap.
Penyebab buta senja adalah defisiensi vitamin A dan retinitis pigmentosa. |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien dengan buta
senja |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
1.
Petugas
mempersiapkan alat pemeriksaan berupa tensimeter, stetoskop, senter, lup, dan
oftalmoskop 2.
Melakukan
anamnesis kepada pasien. Keluhan yang sering dikeluhkan Penglihatan menurun
pada malam hari atau pada keadaan gelap, sulit beradaptasi pada cahaya yang
redup. 3.
Petugas
melakukan pemeriksaan fisik dasar. Dan dilanjutkan dengan melakukan
pemeriksaan penunjang dengan memeriksa mata. 4.
Menemukan
tanda-tanda defisiensi vitamin A seperti : Terdapat bercak bitot pada
konjungtiva, Kornea mata kering/kornea serosis, Kulit tampak kering dan
bersisik. 5.
Menegakkan
diagnosa klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik 6.
Memberikan
pengobatan berupa vitamin A dosis tinggi (bila disebabkan oleh defisiensi
vitamin A, lubrikasi kornea, dan pencegahan infeksi sekunder dengan tetes
mata antibiotik. 7.
Melakukan
konseling dan Edukasi yatu dengan Memberitahu keluarga adalah gejala dari
suatu penyakit, antara lain; defisiensi vitamin A sehingga harus dilakukan
pemberian vitamin A dan cukup kebutuhan gizi.. |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment