Thursday, June 15, 2023

RHINITIS AKUT

 

28

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

RHINITIS AKUT

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Rhinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut (< 12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun iritan. Radang sering ditemukan karena manifestasi dari rhinitis simpleks (common cold), influenza, penyakit eksantem (seperti morbili, variola,varicella, pertusis), penyakit spesifik, serta sekunder dari iritasi lokal atau trauma.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan rhinitis akut

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Anamnesis (Subjective)

Keluhan

Pasien datang dengan keluhan keluar ingus dari hidung (rinorea), hidung tersumbat disertai rasa panas dan gatal pada hidung.

a.    Rhinitis simpleks: gejala berupa rasa panas di daerah belakang hidung pada awalnya, lalu segera diikuti dengan hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang berulang-ulang. Pasien merasa dingin, dan terdapat demam ringan. Pada infeksi bakteri ingus menjadi mukopurulen, biasanya diikuti juga dengan gejala sistemik seperti demam, malaise dan sakit kepala.

b.    Rhinitis influenza: gejala sistemik umumnya lebih berat disertai sakit pada otot.

c.     Rhinitis eksantematous: gejala terjadi sebelum tanda karakteristik atau ruam muncul.

d.    Rhinitis iritan: gejala berupa ingus yang sangat banyak dan bersin.

e.    Rhinitis difteria: gejala berupa demam, toksemia, terdapat limfadenitis, dan mungkin ada paralisis otot pernafasan.

 

Pemeriksaan Fisik

a.    Dapat ditemukan adanya demam.

b.    Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau mukopurulen dan mukosa udem dan hiperemis.

c.     Pada rhinitis difteri tampak ada ingus yang bercampur darah. Membran keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat dapat terjadi perdarahan.

 

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

 

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

a.    Istirahat yang cukup.

b.    Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.

c.     Rhinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara spontan setelah kurang lebih 1 - 2 minggu. Karena itu umumnya terapi yang diberikan lebih bersifat simptomatik, seperti analgetik, antipiretik, dan nasal dekongestan disertai dengan istirahat yang cukup. Terapi khusus tidak diperlukan kecuali bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri, maka antibiotik perlu diberikan.

1.    Antipiretik dapat diberikan parasetamol.

2.    Dekongestan oral dapat mengurangi sekret hidung yang banyak, membuat pasien merasa lebih nyaman, seperti pseudoefedrin, fenilpropanolamin, atau fenilefrin.

3.    Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi bakteri, seperti amoxicillin, eritromisin, cefadroxil.

4.    Pada rhinitis difteri terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik, dan antitoksin difteri. 

 

Konseling dan Edukasi

Memberitahu individu dan keluarga untuk:

a.    Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat dengan begitu dapat terbentuknya sistem imunitas yang optimal yang dapat melindungi tubuh dari serangan zat-zat asing.

b.    Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah.

c.     Menutup mulut ketika batuk dan bersin.

d.    Mengikuti program imunisasi lengkap, seperti vaksinasi influenza, vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rhinitis eksantematous.

 

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...