Thursday, June 15, 2023

FURUNKEL HIDUNG

 

27

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

FURUNKEL HIDUNG

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Furunkel pada hidung adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan subkutan yang terjadi pada hidung. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan furunkel pada hidung.

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Anamnesis

Keluhan

Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam hidung.

Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai gejala rhinitis.

Faktor Risiko

a.    Sosio ekonomi rendah

b.    Higiene personal yang jelek

c.     Rhinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung.

d.    Kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.

 

Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana

Pemeriksaan Fisik

Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut hidung).

Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Banding: -

 

Komplikasi

a.    Furunkel pada hidung potensial berbahaya karena infeksi dapat menyebar ke vena fasialis, vena oftalmika, lalu ke sinus kavernosus sehingga menyebabkan tromboflebitis sinus kavernosus.

b.    Abses.

c.     Vestibulitis.

 

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

a.    Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman.

b.    Jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel.

c.     Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik oral karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin 250 – 500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250 – 500 mg, 4x/hari.

d.    Insisi dilakukan jika sudah timbul abses.

 

Konseling dan Edukasi

Memberitahukan individu dan keluarga untuk:

a.    Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.

b.    Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.

c.     selalu menjaga kebersihan diri.

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

Ruang Pemeriksaan Umum.

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J. Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...