27 Dinkes Kab Defgh |
FURUNKEL
HIDUNG |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Furunkel pada hidung adalah
infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan
subkutan yang terjadi pada hidung. Biasanya
disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Penyakit ini memiliki insidensi
yang rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan prevalensi
furunkel. Furunkel umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja
sampai dewasa muda. |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan
furunkel pada hidung. |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
Anamnesis Keluhan Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam
hidung. Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai
rasa nyeri dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai gejala rhinitis. Faktor Risiko a. Sosio
ekonomi rendah b. Higiene
personal yang jelek c. Rhinitis
kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung. d. Kebiasaan
mengorek-ngorek bagian dalam hidung. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sederhana Pemeriksaan Fisik Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering
terdapat pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae (rambut
hidung). Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Diagnosis Banding: - Komplikasi a. Furunkel
pada hidung potensial berbahaya karena infeksi dapat menyebar ke vena
fasialis, vena oftalmika, lalu ke sinus kavernosus sehingga menyebabkan
tromboflebitis sinus kavernosus. b. Abses. c. Vestibulitis.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan a. Kompres
hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman. b. Jangan
memencet atau melakukan insisi pada furunkel. c. Pemberian
antibiotik topikal, seperti pemberian salep antibiotik bacitrasin dan
polmiksin B serta antibiotik oral karena lokasi furunkel yang berpotensial
menjadi bahaya. Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan pemberian
Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin 250 – 500 mg, 4x/hari, atau
Eritromisin 250 – 500 mg, 4x/hari. d. Insisi
dilakukan jika sudah timbul abses. Konseling dan Edukasi Memberitahukan individu dan keluarga untuk: a. Menghindari
kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung. b. Tidak
memencet atau melakukan insisi pada furunkel. c. selalu
menjaga kebersihan diri. |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan diagnose
berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar