Thursday, June 15, 2023

PAROTITIS

 

45

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

PAROTITIS

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2018

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Parotitis adalah peradangan pada kelenjar parotis. Parotitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, atau kelainan autoimun, dengan derajat kelainan yang bervariasi dari ringan hingga berat. Salah satu infeksi virus pada kelenjar parotis, yaitu parotitis mumps (gondongan) sering ditemui pada layanan tingkat pertama dan berpotensi menimbulkan epidemi di komunitas.

 

Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dapat berperan menanggulangi parotitis mumps dengan melakukan diagnosis dan tatalaksana yang adekuat serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap imunisasi, khususnya MMR.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan parotitis

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)

 

·       Keluhan

1. Parotitis mumps

a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah

b. Bengkak berlangsung tiba-tiba

c. Rasa nyeri pada area yang bengkak

d. Onset akut, biasanya < 7 hari

e. Gejala konstitusional: malaise, anoreksia, demam

f. Biasanya bilateral, namun dapat pula unilateral

 

2. Parotitis bakterial akut

a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah

b. Bengkak berlangsung progresif

c. Onset akut, biasanya < 7 hari

d. Demam

e. Rasa nyeri saat mengunyah

 

3. Parotitis HIV

a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah

b. Tidak disertai rasa nyeri

c. Dapat pula bersifat asimtomatik

 

4. Parotitis tuberkulosis

a. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah

b. Onset kronik

c. Tidak disertai rasa nyeri

d. Disertai gejala-gejala tuberkulosis lainnya

e. Parotitis autoimun (Sjogren syndrome)

f. Pembengkakan pada area di depan telinga hingga rahang bawah

g. Onset kronik atau rekurens

h. Tidak disertai rasa nyeri

i. Dapat unilateral atau bilateral

j. Gejala-gejala Sjogren syndrome, misalnya mulut kering, mata kering

k. Penyebab parotitis lain telah disingkirkan

 

·       Faktor Risiko

1. Anak berusia 2–12 tahun merupakan kelompok tersering menderita parotitis mumps

2. Belum diimunisasi MMR

3. Pada kasus parotitis mumps, terdapat riwayat adanya penderita yang sama sebelumnya di sekitar pasien

4. Kondisi imunodefisiensi

 

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

·       Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum dapat bervariasi dari tampak sakit ringan hingga berat

2. Suhu meningkat pada kasus parotitis infeksi

3. Pada area preaurikuler (lokasi kelenjar parotis), terdapat:

a. Edema

b. Eritema

c. Nyeri tekan (tidak ada pada kasus parotitis HIV, tuberkulosis, dan autoimun)

4. Pada kasus parotitis bakterial akut, bila dilakukan masase kelanjar parotis dari arah posterior ke anterior, nampak saliva purulen keluar dari duktur parotis.

 

·       Pemeriksaan Penunjang

Pada kebanyakan kasus parotitis, pemeriksaan penunjang biasanya tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menentukan etiologi pada kasus parotitis bakterial atau parotitis akibat penyakit sistemik tertentu, misalnya HIV, Sjogren syndrome, tuberculosis

 

Penegakan Diagnostik (Assessment)

·       Diagnosis Klinis

Diagnosis parotitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

 

 

·       Komplikasi

1. Parotitis mumps dapat menimbulkan komplikasi berupa: Epididimitis, Orkitis, atau atrofi testis (pada laki-laki), Oovaritis (pada perempuan), ketulian, Miokarditis, Tiroiditis, Pankreatitis, Ensefalitis, Neuritis

2. Kerusakan permanen kelenjar parotis yang menyebabkan gangguan fungsi sekresi saliva dan selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan karies gigi.

3. Parotitis autoimun berhubungan dengan peningkatan insiden limfoma.

 

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

·       Penatalaksanaan

1. Parotitis mumps

a. Nonmedikamentosa

• Pasien perlu cukup beristirahat

• Hidrasi yang cukup

• Asupan nutrisi yang bergizi

b. Medikamentosa        

Pengobatan bersifat simtomatik (antipiretik, analgetik)

2. Parotitis bakterial akut

a. Nonmedikamentosa

• Pasien perlu cukup beristirahat

• Hidrasi yang cukup

• Asupan nutrisi yang bergizi

b. Medikamentosa

• Antibiotik

• Simtomatik (antipiretik, analgetik)

3. Parotitis akibat penyakit sistemik (HIV, tuberkulosis, Sjogren syndrome)

Tidak dijelaskan dalam bagian ini.

 

·       Konseling dan Edukasi

1. Penjelasan mengenai diagnosis, penyebab, dan rencana tatalaksana.

2. Penjelasan mengenai pentingnya menjaga kecukupan hidrasi dan higiene oral.

3. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang adekuat mengenai pentingnya imunisasi MMR untuk mencegah epidemi parotitis mumps.

 

·       Kriteria Rujukan

1. Parotitis dengan komplikasi

2. Parotitis akibat kelainan sistemik, seperti HIV, tuberkulosis, dan Sjogren syndrome.

 

Prognosis

1. Ad vitam : Bonam

2. Ad functionam : Bonam

3. Ad sanationam : Bonam

 

Peralatan

1. Termometer

2. Kaca mulut

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

 Ruang Pemeriksaan Umum

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J.Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...