24 Dinkes Kab Defgh |
OTITIS
MEDIA AKUT |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan
sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid,
dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu. |
|||||||||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan otitis media akut |
|||||||||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
|||||||||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
|||||||||||||||
E. Prosedur |
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan Medikamentosa a. Topikal i. Pada stadium oklusi tuba,
terapi bertujuan membuka kembali tuba eustachius. Obat yang diberikan adalah:
- Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2%
sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda asing. - Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan
benda asing. - Angkat benda asing dengan menggunakan
lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G. - Arah pengambilan benda asing dilakukan
dari tengah ke tepi. - Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan
Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing. ii. Pada stadium perforasi, diberikan
obat cuci telinga: - H2O2 3%, 3 kali sehari, 4 tetes di
telinga yang sakit, didiamkan selama 2 – 5 menit. - Asam asetat 2%, 3 kali sehari, 4 tetes
di telinga yang sakit. - Ofloxacin, 2 kali sehari, 5 – 10 tetes
di telinga yang sakit, selama maksimal 2 minggu b. Oral Sistemik: antibiotik,
antihistamin (bila terdapat tanda-tanda alergi), dekongestan, analgetik /
antipiretik Konseling dan Edukasi 1. Untuk bayi / anak, orang tua
dianjurkan untuk memberikan ASI minimal 6 bulan sampai 2 tahun. 2. Menghindarkan bayi / anak dari
paparan asap rokok. Pencegahan Imunisasi Hib dan PCV perlu dilengkapi,
sesuai panduan Jadwal Imunisasi Anak tahun 2014 dari IDAI.
Kriteria Rujukan 1. Jika terdapat indikasi miringotomi. 2. Bila terjadi komplikasi dari otitis
media akut. Peralatan 1. Lampu kepala 2. Corong telinga 3. Otoskop 4. Aplikator kapas 5. Garputala 6. Suction Prognosis 1. Ad vitam : Bonam 2. Ad functionam : Bonam 3. Ad sanationam : Bonam |
|||||||||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
|||||||||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
|||||||||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
|||||||||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
|||||||||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment