25 Dinkes Kab Defgh |
SERUMEN
PROP |
Puskesmas Abcde |
|||
SOP |
Nomor |
: |
|||
Terbit ke |
: 01 |
||||
No.Revisi |
: 00 |
||||
Tgl.Diberlakukan |
: 2-01-2018 |
||||
Halaman |
: 1 / 2 |
||||
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Abcde |
|
Kapus NIP. nipkapus |
|||
A. Pengertian |
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, keleenjar seruminosa, epithel
kulit yang terrlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian
kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk
gumpalan yang menumpuk di liang telinga yang dikenal dengan serumen prop |
||||||||
B. Tujuan |
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaanpasien dengan serumen prop |
||||||||
C. Kebijakan |
SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas Abcde |
||||||||
D. Referensi |
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama |
||||||||
E. Prosedur |
1. Menghindari membersihkan
telinga secara berlebihan 2. Menghindari memasukkan
air atau apapun kedalam telinga 3. Tata laksana
farmakoterapi : a) Serumen yang lembek
dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. b) Serumen yang keras
dikeluarkan dengan pengaitatau kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak
dapat dikeluarkan maka serumen harus dilunakkan dulu dengan tetes
karbogliserin 10% selama 3 hari. c)Serumen yang sudah terlalu njauh terdorong kedalam liang telinga sehingga
dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran tympani sewaktu mengeluarkanya ,.
Sehingga dikeluarkan dengan mengalirkan air atau irigasi air hangat yang
sushunya disesuaikan dengan suhu tubuh. 2. Medikamentosa Tetes telinga Karbogliserin 10% atau H2O2 3% selama
3 hari untuk melunakkan seruKonseling dan Edukasi 1. Menganjurkan pasien untuk tidak membersihkan
telinga secara berlebihan, baik dengan cotton bud atau alat lainnya. 2. Menganjurkan pasien untuk menghindari memasukkan
air atau apapun ke dalam telinga Kriteria rujukan: Bila terjadi komplikasi akibat tindakan pengeluaran
serumen. Peralatan 1. Lampu kepala 2. Spekulum telinga 3. Otoskop 4. Serumen hook (pengait serumen) 5. Aplikator kapas 6. Kapas 7. Cairan irigasi telinga 8. Forsep aligator 9. Suction 10. Pinset bayonet 11. Wadah ginjal (nierbekken) 12. Irigator telinga (spuit 20 - 50 cc + cateter
wing needle) 13. Alkohol 70% Prognosis 1. Ad vitam : Bonam 2. Ad functionam : Bonam 3. Ad sanationam : Bonam |
||||||||
F. Diagram Alir |
Memberikan
tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan menulis hasil
anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic menegakan
diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan
vital sign dan pemeriksaan fisik Melakukan anamnesis pada pasien menulis
diagnose pasien ke buku register. |
||||||||
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan |
Kaji Ulang Untuk
Ketepatan Diagnosia |
||||||||
H. Unit terkait |
Ruang Pemeriksaan Umum. |
||||||||
I. Dokumen terkait |
Rekam Medis Catatan tindakan |
||||||||
J. Rekaman historis perubahan |
|
G. Rekaman Historis:
No |
Halaman |
Yang dirubah |
Perubahan |
Diberlakukan Tanggal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar