Friday, June 16, 2023

REFLUKS GASTROESOFAGUS

 

49

 

 

 

 

 

Dinkes Kab Defgh

REFLUKS GASTROESOFAGUS

 

 

 

 

 

 

Puskesmas Abcde

 

SOP

Nomor

:

Terbit ke

: 01

No.Revisi

: 00

Tgl.Diberlakukan

: 2-01-2023

Halaman

: 1 / 2

Ditetapkan Kepala  Puskesmas Abcde

 

 

Kapus

NIP. nipkapus

 

A. Pengertian

Refluks Gastroesofagus atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah mekanisme refluks melalui sfingter esofagus.

B. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien dengan refluks gastroesofagus

C. Kebijakan

SK Kepala UPTD Puskesmas Abcde Nomor ... tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Abcde

D. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

E. Prosedur

Hasil Anamnesis (Subjective)

 

Keluhan

Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan dapat menjalar ke leher disertai muntah, atau timbul rasa asam di mulut.

Hal ini terjadi terutama setelah makan dengan volume besar dan berlemak. Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring terlentang. Keluhan ini juga dapat timbul oleh karena makanan berupa saos tomat, peppermint, coklat, kopi, dan alkohol. Keluhan sering muncul pada malam hari.

 

Faktor risiko

Usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, konsumsi kopi, alkohol, coklat, makan berlemak, beberapa obat di antaranya nitrat, teofilin dan verapamil, pakaian yang ketat, atau pekerja yang sering mengangkat beban berat.

 

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

Tidak terdapat tanda spesifik untuk GERD. Tindakan untuk pemeriksaan adalah dengan pengisian kuesioner GERD. Bila hasilnya positif, maka dilakukan tes dengan pengobatan PPI (Proton Pump Inhibitor).

 

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

 

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yang cermat. Kemudian untuk di fasilitas pelayanan tingkat pertama, pasien diterapi dengan PPI test, bila memberikan respon   positif terhadap terapi, maka diagnosis definitif GERD dapat disimpulkan.

 

Standar   baku   untuk   diagnosis   definitif   GERD   adalah   dengan endoskopi saluran cerna bagian atas  yaitu ditemukannya mucosal break di esophagus namun tindakan ini hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis yang memiliki kompetensi tersebut.

 

Diagnosis Banding

Angina   pektoris,   Akhalasia,   Dispepsia,   Ulkus   peptik,   Ulkus duodenum, Pankreatitis

 

Komplikasi

Esofagitis,  Ulkus  esophagus,  Perdarahan  esofagus,  Striktur esophagus, Barret’s esophagus, Adenokarsinoma, Batuk dan asma, Inflamasi faring dan laring, Aspirasi paru.

 

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

 

1.  Terapi dengan medikamentosa dengan cara memberikan Proton Pump  Inhibitor  (PPI)  dosis tinggi selama 7-14 hari.Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-75%) maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD. PPI dosis tinggi berupa omeprazol 2 x

20 mg/hari dan lansoprazol 2 x 30 mg/hari.

2.  Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat diteruskan sampai

4   minggu   dan   boleh   ditambah   dengan   prokinetik   seperti domperidon 3 x 10 mg.

3.  Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka penggunaan H2 Blocker

2 x / hari: simetidin 400-800 mg atau   ranitidin 150 mg   atau famotidin 20 mg.

 

ALGORITME TATA LAKSANA GERD PADA PELAYANAN KESEHATAN LINI PERTAMA

 

Gambar 3.1 Algoritme tatalaksana GERD (Refluks esofageal)

 

Pemeriksaan penunjang dilakukan pada fasilitas layanan sekunder

(rujukan) untuk endoskopi dan bila perlu biopsi

 

Konseling dan Edukasi

Edukasi untuk melakukan modifikasi gaya hidup yaitu dengan mengurangi berat badan, berhenti merokok, tidak mengkonsumsi zat yang mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alkohol. Posisi tidur  sebaiknya  dengan  kepala  yang  lebih  tinggi.  Tidur  minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makanan, makan dengan porsi kecil dan kurangi makanan yang berlemak.

 

Kriteria Rujukan

1.  Pengobatan empirik tidak menunjukkan hasil

2.  Pengobatan empirik menunjukkan hasil namun kambuh kembali

3.  Adanya alarm symptom:

a.  Berat badan menurun b.  Hematemesis melena

c.  Disfagia (sulit menelan)

d.  Odinofagia (sakit menelan)

e.  Anemia

 

Peralatan

Kuesioner GERD

 

Prognosis

Prognosis  umumnya  bonam  tetapi  sangat  tergantung  dari  kondisi pasien saat datang dan pengobatannya.

F. Diagram Alir

Memberikan tata laksana pada pasien sesuai hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa, pemeriksaan dan diagnose ke rekam medic

 

menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan

melakukan vital sign dan pemeriksaan fisik

Melakukan anamnesis pada pasien

 

 

 


menulis diagnose pasien ke buku register.

 

 

 


G. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia

H. Unit terkait

 Ruang Pemeriksaan Umum

I. Dokumen terkait

Rekam Medis

Catatan tindakan

J.Rekaman historis  perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

 

 

 

 

 

 

 

G. Rekaman Historis:

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tanggal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

accreditation of primary health facilities

CHAPTER 1 Leadership and Management of Community Health Centers; CHAPTER 2 Implementation of Public Health Efforts Oriented to Promotive an...